Toleransi Umat Beragama Dalam Islam
Sumber : http://www.blogkmp.net
Islam dan toleransi sering diibaratkan dengan dua hal yang tidak
dapat bersatu. Hal ini dipicu
oleh tindakan segelintir oknum yang mengatasnamakan Jihad Islam melakukan aksi
terorisme dengan sasaran yang salah, juga oleh beberapa peristiwa kekerasan
yang menimpa penganut aliran sesat dan menyimpang seperti Ahmadiyah. Bahkan masalah
ucapan selamat natal pun dianggap menjadi salah satu penegasan bahwa Islam jauh
dari nilai toleransi antar umat beragama.
Sebenarnya bagaimana sih konsep toleransi dalam
Islam? apakah sama antara paham dan penerapan toleransi dalam Islam dengan
paham dan penerapan toleransi ala barat yang sekarang banyak dianut orang
bahkan oleh sebagian orang Islam itu sendiri?
Sebelumnya mari kita lihat dulu perbedaan konsep
toleransi dalam Islam dengan toleransi barat serta batasan-batasan toleransi
dalam Islam.
Konsep dalam Islam yang paling dekat dari segi
pengertian dengan konsep toleransi barat ialah tasamuh yang
berarti sikap pemurah, penderma, dan gampangan. Atau juga dapat diartikan
dengan mempermudah, memberi kemurahan dan keluasan.
Kaidah toleransi dalam Islam berasal dari ayat
Al-Qur'an laa ikraaha fi al-diin yang
berarti tidak ada paksaan dalam agama...
Nilai-nilai dan konsep tasamuh atau toleransi dalam Islam bersumber dari
Al-Qur'an dan Al-Hadits. Islam mengajarkan kita untuk meyakini dan mengimani semua
Nabi dan Rasul yang diutus oleh Allah untuk membawa risalah kepada kaumnya,
sejak sebelum diturunkan Rasulullah SAW. Kaidah toleransi dalam Islam berasal
dari ayat Al-Qur'an laa ikraaha fi al-diin yang
berarti tidak ada paksaan dalam agama, namun tidak menafikan
unsur dakwah Islam yang sifatnya mengajak, bukan memaksa.
Berdasarkan kaidah tersebut maka kaum non-muslim
dari golongan kafir dzimmi yang berada di
tengah-tengah umat Islam maka mereka wajib dilindungi dan dijamin keamanannya
serta tidak boleh dipaksa masuk Islam karena mereka membayar jizyah.
Dari segi ibadah, bentuk toleransi dalam Islam
terwujud dengan adanya kemudahan-kemudahan untuk menjalankan ibadah bagi
orang-orang yang memiliki keterbatasan, seperti mengganti wudhu dengan tayamum jika
tidak mendapat air, shalat dengan duduk jika sedang sakit dan tidak mampu
berdiri, mengganti puasa di lain hari jika tidak mampu mengerjakan karena
halangan sakit maupun perjalanan, dll.
Dari segi muamalah (hubungan masyarakat), Islam
memerintahkan kita untuk berbuat baik serta berlaku adil pada semua orang, baik
muslim maupun non-muslim. Kita wajib membantu tetangga yang kesusahan walaupun
mereka tidak seiman dengan kita, dll.
Toleransi ala barat dipengaruhi oleh peristiwa
sejarah masa lalu, berbeda dengan konsep toleransi dalam Islam...
Sedangkan latar belakang toleransi ala barat
adalah pengaruh dari peristiwa sejarah masa lalu, misal ketika masa 'zaman kegelapan' (the dark age) sebelum era renaissance, setelah keruntuhan imperium Romawi Barat,
dimana terjadi penyelewengan yang dilakukan oleh Gereja Kristen, terjadi
kekerasan, penindasan dan hukuman fisik atas nama agama terhadap siapa saja
yang dianggap sesat menyimpang dari doktrin Gereja pada waktu itu, bahkan 85
persen korban penyiksaan dan pembunuhan adalah wanita. Antara tahun 1459-1800,
diperkirakan antara dua-empat juta wanita dibakar hidup-hidup di dataran
Katolik maupun Protestan Eropa.
Dalam ajaran Yahudi pun terjadi penyimpangan
dimana dalam kitab perjanjian lama mereka
diperintahkan untuk membumihanguskan kelompok lain, tidak lain karena mereka
menganggap diri mereka sebagai bangsa pilihan.
Adalah John Locke figur yang cukup terkenal
dalam menelurkan ide toleransinya, yaitu dengan menjabarkan tiga pikiran
mengenai pentingnya toleransi. Pertama, hukuman
yang layak untuk individu yang keluar dari sekte tertentu bukanlah hukuman
fisik melainkan cukup ekskomunikasi (pengasingan). Kedua, tidak boleh ada yang memonopoli kebenaran,
sehingga satu sekte tidak boleh mengafirkan sekte yang lain. Ketiga, pemerintah tidak boleh memihak salah satu
sekte, sebab masalah keagamaan adalah masalah privat. Tiga doktrin inilah yang
kemudian membentuk doktrin toleransi di dunia Barat (negara-negara demokrasi
Barat).(voa-islam.com)
Batasan toleransi dalam Islam
Masalah yang sering terjadi mengenai penerapan
toleransi antar umat beragama ialah ketika toleransi muamalah menyenggol segi
aqidah dan ibadah, banyak orang beranggapan bahwa tidak masalah jika
mengucapkan selamat natal atau menghadiri undangan prosesi perayaan hari raya
orang non-muslim dengan dasar toleransi atau saling menghargai padahal sudah
jelas dalam Islam mempertahankan Aqidah adalah sesuatu yang mutlak dan tidak
dapat dikompromi, sehingga sekecil apapun perkara yang dapat mencederai Aqidah
keislaman kita harus kita jauhi.
Mengakui keberadaan agama-agama tidak sama
dengan mengakui kebenaran agama-agama lain selain Islam...
Kita boleh berbuat baik dan saling menghargai
dan menghormati umat agama lain sebatas apa yang kita lakukan tidak dapat
mencampuradukkan aqidah maupun ibadah serta tidak melukai keimanan kita.
Contoh bahwa Islam toleran dengan umat agama lain
Rasulullah SAW ketika di Madinah beliau memimpin
rakyat Madinah yang terdiri dari beberapa suku dan agama yang berbeda, dan
Rasulullah tidak memerintahkan umat Islam Madinah baik untuk memaksa umat
Yahudi dan Nasrani untuk masuk Islam maupun menghalang-halangi umat agama lain
untuk menjalankan ibadah sesuai keyakinannya.
Contoh lain ialah ketika Muhammad Al Fatih
sultan Turki Utsmani yang memimpin penaklukan benteng Konstantinopel, setelah
benteng dapat dikuasai pasukan Islam maka Sultan Al Fatih mempersilahkan
penghuni Konstantinopel yang beragama Kristen untuk bebas hidup dan menjalankan
ibadah serta keyakinannya bahkan dijamin keamanannya.
Semoga kita dapat memahami konsep toleransi
antar umat beragama dalam Islam serta tidak terpengaruh dengan konsep toleransi
yang justru bertentangan dengan nilai-nilai Islam.