Minggu, 28 September 2014

Sumber : http://www.blogkmp.net


Islam dan toleransi sering diibaratkan dengan dua hal yang tidak dapat bersatu. Hal ini dipicu oleh tindakan segelintir oknum yang mengatasnamakan Jihad Islam melakukan aksi terorisme dengan sasaran yang salah, juga oleh beberapa peristiwa kekerasan yang menimpa penganut aliran sesat dan menyimpang seperti Ahmadiyah. Bahkan masalah ucapan selamat natal pun dianggap menjadi salah satu penegasan bahwa Islam jauh dari nilai toleransi antar umat beragama.

Sebenarnya bagaimana sih konsep toleransi dalam Islam? apakah sama antara paham dan penerapan toleransi dalam Islam dengan paham dan penerapan toleransi ala barat yang sekarang banyak dianut orang bahkan oleh sebagian orang Islam itu sendiri?

Sebelumnya mari kita lihat dulu perbedaan konsep toleransi dalam Islam dengan toleransi barat serta batasan-batasan toleransi dalam Islam.

Konsep dalam Islam yang paling dekat dari segi pengertian dengan konsep toleransi barat ialah tasamuh yang berarti sikap pemurah, penderma, dan gampangan. Atau juga dapat diartikan dengan mempermudah, memberi kemurahan dan keluasan.

Kaidah toleransi dalam Islam berasal dari ayat Al-Qur'an laa ikraaha fi al-diin yang berarti tidak ada paksaan dalam agama...

Nilai-nilai dan konsep tasamuh  atau toleransi dalam Islam bersumber dari Al-Qur'an dan Al-Hadits. Islam mengajarkan kita untuk meyakini dan mengimani semua Nabi dan Rasul yang diutus oleh Allah untuk membawa risalah kepada kaumnya, sejak sebelum diturunkan Rasulullah SAW. Kaidah toleransi dalam Islam berasal dari ayat Al-Qur'an laa ikraaha fi al-diin yang berarti tidak ada paksaan dalam agama, namun tidak menafikan unsur dakwah Islam yang sifatnya mengajak, bukan memaksa.

Berdasarkan kaidah tersebut maka kaum non-muslim dari golongan kafir dzimmi yang berada di tengah-tengah umat Islam maka mereka wajib dilindungi dan dijamin keamanannya serta tidak boleh dipaksa masuk Islam karena mereka membayar jizyah.

Dari segi ibadah, bentuk toleransi dalam Islam terwujud dengan adanya kemudahan-kemudahan untuk menjalankan ibadah bagi orang-orang yang memiliki keterbatasan, seperti mengganti wudhu dengan tayamum jika tidak mendapat air, shalat dengan duduk jika sedang sakit dan tidak mampu berdiri, mengganti puasa di lain hari jika tidak mampu mengerjakan karena halangan sakit maupun perjalanan, dll.

Dari segi muamalah (hubungan masyarakat), Islam memerintahkan kita untuk berbuat baik serta berlaku adil pada semua orang, baik muslim maupun non-muslim. Kita wajib membantu tetangga yang kesusahan walaupun mereka tidak seiman dengan kita, dll.

Toleransi ala barat dipengaruhi oleh peristiwa sejarah masa lalu, berbeda dengan konsep toleransi dalam Islam...

Sedangkan latar belakang toleransi ala barat adalah pengaruh dari peristiwa sejarah masa lalu, misal ketika masa 'zaman kegelapan' (the dark age) sebelum era renaissance, setelah keruntuhan imperium Romawi Barat, dimana terjadi penyelewengan yang dilakukan oleh Gereja Kristen, terjadi kekerasan, penindasan dan hukuman fisik atas nama agama terhadap siapa saja yang dianggap sesat menyimpang dari doktrin Gereja pada waktu itu, bahkan 85 persen korban penyiksaan dan pembunuhan adalah wanita. Antara tahun 1459-1800, diperkirakan antara dua-empat juta wanita dibakar hidup-hidup di dataran Katolik maupun Protestan Eropa.

Dalam ajaran Yahudi pun terjadi penyimpangan dimana dalam kitab perjanjian lama mereka diperintahkan untuk membumihanguskan kelompok lain, tidak lain karena mereka menganggap diri mereka sebagai bangsa pilihan.

Adalah John Locke figur yang cukup terkenal dalam menelurkan ide toleransinya, yaitu dengan menjabarkan tiga pikiran mengenai pentingnya toleransi. Pertama, hukuman yang layak untuk individu yang keluar dari sekte tertentu bukanlah hukuman fisik melainkan cukup ekskomunikasi (pengasingan). Kedua, tidak boleh ada yang memonopoli kebenaran, sehingga satu sekte tidak boleh mengafirkan sekte yang lain. Ketiga,  pemerintah tidak boleh memihak salah satu sekte, sebab masalah keagamaan adalah masalah privat. Tiga doktrin inilah yang kemudian membentuk doktrin toleransi di dunia Barat (negara-negara demokrasi Barat).(voa-islam.com)

Batasan toleransi dalam Islam

Masalah yang sering terjadi mengenai penerapan toleransi antar umat beragama ialah ketika toleransi muamalah menyenggol segi aqidah dan ibadah, banyak orang beranggapan bahwa tidak masalah jika mengucapkan selamat natal atau menghadiri undangan prosesi perayaan hari raya orang non-muslim dengan dasar toleransi atau saling menghargai padahal sudah jelas dalam Islam mempertahankan Aqidah adalah sesuatu yang mutlak dan tidak dapat dikompromi, sehingga sekecil apapun perkara yang dapat mencederai Aqidah keislaman kita harus kita jauhi.

Mengakui keberadaan agama-agama tidak sama dengan mengakui kebenaran agama-agama lain selain Islam...

Kita boleh berbuat baik dan saling menghargai dan menghormati umat agama lain sebatas apa yang kita lakukan tidak dapat mencampuradukkan aqidah maupun ibadah serta tidak melukai keimanan kita.

Contoh bahwa Islam toleran dengan umat agama lain

Rasulullah SAW ketika di Madinah beliau memimpin rakyat Madinah yang terdiri dari beberapa suku dan agama yang berbeda, dan Rasulullah tidak memerintahkan umat Islam Madinah baik untuk memaksa umat Yahudi dan Nasrani untuk masuk Islam maupun menghalang-halangi umat agama lain untuk menjalankan ibadah sesuai keyakinannya.

Contoh lain ialah ketika Muhammad Al Fatih sultan Turki Utsmani yang memimpin penaklukan benteng Konstantinopel, setelah benteng dapat dikuasai pasukan Islam maka Sultan Al Fatih mempersilahkan penghuni Konstantinopel yang beragama Kristen untuk bebas hidup dan menjalankan ibadah serta keyakinannya bahkan dijamin keamanannya.

Semoga kita dapat memahami konsep toleransi antar umat beragama dalam Islam serta tidak terpengaruh dengan konsep toleransi yang justru bertentangan dengan nilai-nilai Islam.



Dakwah Edisi September 2014 | Divisi Kerohanian Himafisio FK UH 

Pamflet Hadis Himafisio FK UH