Alhamdulillah, telah terlaksana kegiatan pesantren kilat Himafisio FKUH, tepatnya pada tanggal 17 November 2013 yang lalu. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkaya diri dengan ilmu yang bermanfaat. Semoga ilmu yang telah diterima dapat diamalkan dengan sebaik-baiknya, aamiin..
Sabtu, 28 Desember 2013
Pesantren Kilat Himafisio FKUH
Dasar-dasar Fisioterapi Ergonomi
Ergonomi adalah ilmu terapan yang menjelaskan
interaksi antara manusia dengan tempat kerjanya. Ergonomi antara lain
memeriksa kemampuan fisik pekerja, lingkungan kerja,dan tugas dilengkapi dengan
mengaplikasikan informasi ini dengan desain model alat, perlengkapan, metode
kerja yang digunakan dengan aman untuk keselamatan kerja para pekerja. Tujuan
akhir dari program ergonomi adalah untuk kesempurn/n kerja dengan meminimalkan
tekanan kerja para pekerja.
Terdapat banyak prinsip dasar ergonomi yang harus diketahui oleh insan fisioterapi, untuk itu kami ingin berbagi info mengenai fisioterapi ergonomi.
Untuk materi dasar-dasar fisioterapi ergonomi, silahkan mendownload file-nya di sini.
Terdapat banyak prinsip dasar ergonomi yang harus diketahui oleh insan fisioterapi, untuk itu kami ingin berbagi info mengenai fisioterapi ergonomi.
Untuk materi dasar-dasar fisioterapi ergonomi, silahkan mendownload file-nya di sini.
Minggu, 24 November 2013
Kondisi Paraplegi
Sedikit informasi mengenai syndrom pada kondisi paraplegi, dan area cideranya serta manifestasi kliniknya. Selamat berbagi informasi!
Sindrom
|
Area cedera
|
Kehilangan fungsi
|
Central Cord Syndrome
|
Substansia alba dan grisea sentral
medulla spinalis, terjadi paling banyak pada cedera hiperekstensi servikal.
|
Kehilangan neuron motorik atas pada
lengan
|
Anterior Cord Syndrome
|
Dua pertiga anterior medulla spinalis
terjadi paling banyak pada cedera fleksi dan kompresi .
Traktus kortikospinal (motorik).
Traktus spinotalamus
(sensori).
|
Kehilangan fungsi motorik komplet
dibawah level cedera.
Kehilangan sensasi nyeri, sentuhan dan
suhu.
Masih merasakan sentuhan ringa,
propriosepsi, dan rasa posisi.
|
Brown Sequard Syndrome
|
Hemiseksi korda anterior dan posterior
(misalnya, disebabkan oleh luka tusuk).
Traktus kortikospinal pada sisi
ipsilateral
Traktus spinotalamus pada sisi kontralateral
|
Kehilangan fungsi motorik komplet
dibawah level lesi, pada sisi ipsilateral.
Kehilangan sensasi nyeri, sentuhan dan
suhu pada sisi kontralateral untuk semua area dibawah lesi.
|
Cauda Equina Syndrome
|
Dibawah L2
|
Kehilangan fungsi motorik dan
sensori.
|
Conus Medullaris Syndrome
|
level tulang belakang lumbar
1 (L1) dan 2 (L2).
|
nyeri di punggung bawah, mati
rasa pada kaki dan kaki, mati rasa di pangkal paha atau paha, kesulitan dalam
berjalan, impotensi, kehilangan kontrol atas kandung kemih dan melemahnya
kaki.
|
CONSIST 2013 Himafisio FK-UH
Alhamdulillah, sebuah kegiatan besar telah terlaksana..
CONSIST merupakan salah satu tahapan pengkaderan mahasiswa baru 2013. Berlokasikan di Jl. Pendidikan, Pulau Harapan, Malino, CONSIST kali ini mengusung konsep yang berbeda dengan CONSIST tahun sebelumnya, yaitu konsep outdoor. Konsep outdoor ini diambil dengan harapan agar nilai kebersamaan, kerja sama, dan kemandirian peserta dapat lebih tertanam.
CONSIST merupakan salah satu tahapan pengkaderan mahasiswa baru 2013. Berlokasikan di Jl. Pendidikan, Pulau Harapan, Malino, CONSIST kali ini mengusung konsep yang berbeda dengan CONSIST tahun sebelumnya, yaitu konsep outdoor. Konsep outdoor ini diambil dengan harapan agar nilai kebersamaan, kerja sama, dan kemandirian peserta dapat lebih tertanam.
respon anatomi
inilah para calon member JKT48 Gen 3
suasana usai senam pagi, prepare to breakfast
sebelum sarapan, yel-yel kelompok dululah~
usai sarapan, sesi tukaran kado antar peserta-senior
penutupan CONSIST 2013
well, bunga senyuman setelah tangis berhenti :)
dan tidak ketinggalan, thank a lot for amazing CONSIST-nya SC/OC!
Kamis, 10 Oktober 2013
Manajemen Fisioterapi pada Osteoarthritis Knee Joint
Kasus Osteoarthritis sangat membutuhkan intervensi fisioterapi agar penderita dapat pulih dan beraktivitas normal lagi. Maka dari itu, sebagai insan fisioterapis perlunya kita menambah ilmu mengenai osteoarthritis, terutama pada knee joint.
Untuk manajemen fisioterapi pada osteoarthritis knee joint, Anda dapat mengunduh di sini.
Berbagi ilmu itu baik, dan menghargai kerja orang lain itu penting. Semoga bermanfaat.
OSILASI 2013
OSILASI merupakan tahap I pengkaderan FK-UH. Sebelum melalui tahap OSILASI, maka para calon kader harus mengikuti masa pra-OSILASI.
Pra-OSILASI telah dilaksanakan setiap hari Minggu mulai tanggal 1-22 September 2013 lalu dilanjtukan ketahapan OSILASI yang dilaksanakan pada tanggal 29 September 2013.
Berbeda dengan pra-OSILASI, pada kegiatan OSILASI, peserta tidak lagi menerima materi, melainkan menganalisa isu-isu yang tengah berada di sekitar mereka. Analisa isu tersebut dikemas menjadi lomba debat.
Pra-OSILASI telah dilaksanakan setiap hari Minggu mulai tanggal 1-22 September 2013 lalu dilanjtukan ketahapan OSILASI yang dilaksanakan pada tanggal 29 September 2013.
Berbeda dengan pra-OSILASI, pada kegiatan OSILASI, peserta tidak lagi menerima materi, melainkan menganalisa isu-isu yang tengah berada di sekitar mereka. Analisa isu tersebut dikemas menjadi lomba debat.
persiapan debat
proses debat babak penyisihan
Setelah babak penyisihan, juri mengumumkan tim debat yang berhak masuk ke babak final
penjurian
tim finalis
lalu, diadakan juga post test untuk mengukur sejauh mana kepahaman para peserta dan dilanjutkan dengan pengumuman pemenang lomba debat, serta peserta OSILASI terbaik.
post test
tim pemenang debat
salah satu peserta terbaik OSILASI 2013
Selamat bagi peserta yang lulus OSILASI 2013 Himafisio FK-UH, dan terima kasih para rekan panitia.
Kobarkan semangatmu, maknai prosesnya, dan banggalah dengan identitasmu sebagai mahasiswa! HIDUP MAHASISWA!!
Rabu, 25 September 2013
Pra-OSILASI 2013
OSILASI merupakan tahap I pengkaderan Himafisio FK-UH. Sebelum melalui tahap OSILASI, maka para calon kader harus melewati masa pra-OSILASI.
Pra-OSILASI dilaksanakan pada setiap hari Minggu selama 4 pekan. Kegiatan ini diawali dengan olah raga pagi, dilanjut dengan penerimaan materi mengenai kemahasiswaan serta penanaman nilai disiplin, pembentukan karakter, dan sikap.
Semoga tujuan dan nilai esensial pengkaderan tertanam baik dan dapat diamalkan.
Semangat Berjuang!
Pra-OSILASI dilaksanakan pada setiap hari Minggu selama 4 pekan. Kegiatan ini diawali dengan olah raga pagi, dilanjut dengan penerimaan materi mengenai kemahasiswaan serta penanaman nilai disiplin, pembentukan karakter, dan sikap.
Semoga tujuan dan nilai esensial pengkaderan tertanam baik dan dapat diamalkan.
Semangat Berjuang!
Manajemen Fisioterapi pada Colles Fracure
TIU Untuk
Mengetahui Manajemen FT Colles fracture
TIK
:
- Mengetahui Definisi colles fracture
- Mengetahui Anfibipagi colles fracture terapan FT
- Mengetahui Gejala colles fracture
- Mengetahui Manajemen FT colles fracture
AMFIBI
PAGI :
A. Defenisi
colles fracture
B. Epidemologi
colles fracture
C. Anatomi
dan fisiologi
D. Biomekanik
regio wrist
E. Patologi
colles fracture
F. Etiologi,
penyebab dan manifestasi klinik colles fracture
ANAMNESIS DAN PROGRAM FISIOTERAPI
A. Anamnesis
fisioterapi
B. Diagnosis
C. Program
fisioterapi
PEMBAHASAN
AMFIBI PAGI (Anatomi, Fisiologi, Biomekanik, Patofisiologi,
Etiologi)
A. Definisi
Colles fracture
•
Fraktur
Rusak
dan terputusnya kontiniutas tulang yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa
•
Colles
Fraktur
Cedera
yang diuraikan oleh Abraham Colles pada tahun 1814 adalah fraktur
melintang pada radius tepat diatas pergelangan tangan dengan pergeseran dorsal
fragmen distal.
Fraktur Colles
merupakan fraktur pergelangan tangan yang paling sering ditemukan, dengan
insidens sebesar 24% di antara populasi pekerja, dimana fraktur yang melalui
radius menyebabkan bagian distalnya tergeser secara radial dan dorsal.
Fraktur Colles
juga merupakan fraktur yang paling sering terjadi pada orang dewasa berusia
lebih dari 50 tahun dan Iebih sering terjadi pada wanita dibadingkan dengan
pria. Hal ini disebabkan karena dimulainya osteoporosis pasca menopause dimana
jatuh dengan tangan terulur
merupakan penyebab tersering.
Sering pada
anak-anak dan orang tua. Karena tulang anak-anak masih lunak dan tulang menjadi
lebih kropos pada orang tua sehingga mudah terjadi fraktur
C. Anatomi
dan fisiologi
Tulang radius ke
arah distal membentuk permukaan yang lebar sampai persendian dengan tulang carpalia.
Peralihan antara dense cortex dan
cancellous bone pada bagian distal merupakan
bagian yang sangat lemah dan mudah terjadi fraktur. Penting sekali diketahui
kedudukan anatomis yang normal dari pergelangan tangan, terutama posisi dari
ujung distalradius
Otot-otot yang berada atau melewati regio wrist :
Posterior :
-
Ekstensor carpi
ulnaris -
Ekstensor rutinaculum
-
Ekstensor carpi
radialis longus et. brevis -
Ekstensor pollicis longus
-
Ekstensor
digitorum -
Ekstensor pollicis brevis
-
Ekstensor digiti
minimi -
interosseus
Anterior :
-
Fleksor carpi radialis -
palmaris longus et. brevis
-
Fleksor carpi
ulnaris -
brachioradialis
-
Fleksor digitorum -
abductore pollicis longus et. brevis
-
Fleksor
retinaculum - Fleksor pollicis
longus et. Brevis
Komponen tulang:
-
Radius dan ulna
(distal)
-
Carpal (Os lunatrum,
Os pisiforme, Os triqeutrum, Os hamatum, Os capitatum, Os trapezoideum, Os
trapezium, Os scaphoideum)
D. Biomekanik
regio wrist
Gerakan sendi
radiokarpal adalah fleksi dan ekstensi pergelangan tangan serta gerakan deviasi
radius dan ulna. Gerakan fleksi dan ekstensi dapat mencapai 90 derajat oleh
karena adanya dua sendi yang bergerak yaitu sendi radiolunatum dan sendi
lunatum-kapitatum dan sendi lain di korpus. Gerakan pada sendi radioulnar
distal adalah gerak rotasi. (Sjamsuhidayat & de Jong, 1998).
E. Patologi
colles fracture
Trauma yang
menyebabkan fraktur di daerah pergelangan tangan biasanya merupakan trauma
langsung, yaitu jatuh pada permukaan tangan sebelah volar atau dorsal.
Jatuh pada
permukaan tangan sebelah volar menyebabkan dislokasi fragmen fraktur sebelah
distal ke arah dorsal. Dislokasi ini menyebabkan bentuk lengan bawah dan tangan
bila dilihat dari samping menyerupai garpu. (Sjamsuhidayat & de Jong, 1998)
Adapun tipe-tipe
colles fracture antara lain:
-
Tipe 1 : fracture radius ekstra artikularis
-
Tipe 2 : fracture radius ekstra articular dengan
fracture ulna
-
Tipe 3 : fracture radius intra artiticular
melibatkan sendi radiocarpal
-
Tipe 4 : fracture radius intra articular
melibatkan sendi radiocarpal disertai dengan fracture ulna
-
Tipe 5 : fracture radius intra articular
melibatkan sendi radioulnar distal
-
Tipe 6 : fracture radius intra articular
melibatkan sendi radioulnaris distal disertai fracture ulnar distal
-
Tipe 7 : fracture radius intra articular
melibatkan sendi radiocarpal dan radioulnaris distal
-
Tipe 8 : fracture sendi radioca rpal dan
radioulnaris distal disertai fragmen ulnaris
F. Etiologi/penyebab
dan manifestasi klinik, serta komplikasi colles fracture
Ø
Etiologi
-
Usia
lanjut, Osteoporosis - Olahraga seperti sepak bola
-
Post
menopause -
Kurang gizi
-
Massa
otot rendah -
Trauma
-
Aktivitas
seperti skating, skateboarding atau bike riding
Ø
Manifestasi klinik
-
Dinner
fork deformity
-
Tenderness
-
Painful
ROM
Ø
Komplikasi
Dini
-
Kompres/trauma N. ulnaris dan N. medianus
-
Kerusakan tendon
-
Edema post reposisi
-
redislokasi
Lanjut
-
Arthrodosis
dan nyeri kronis
-
Shoulder
hand syndrome
-
Defek
kosmetik (penonjolan styloideus radii
-
Malunion/non
union
-
Stiff
hand
-
Volksman
ischemic contraktur
ANAMNESIS
DAN PROGRAM FISIOTERAPI
A. Anamnesis
Fisioterapi
•
Anamnesis umum
Nama : Ny. R
Umur : 30th
Alamat : jl. XXX
Hobi : olah raga tenis
Pekerjaan : ibu rumah tangga
•
Anamnesis
khusus
Ø
Chief of complain
Fracture Colles pada wrist sinistra
Ø
History taking
sejak 4 hari
yang lalu
•
Kenapa dan bagaimana kejadiannya?
pasien
mngalami trauma saat bermain tenis. Dalam keadaan posisi elbow ekstensi dan
wrist ekstensi
•
Pernah berobat ke dokter?
iya, dokter menganjurkan
fisioterapi setelah penanganan fraktur close reduksi
•
Pernah foto x-ray?
iya
•
Bagaimana rasa nyerinya?
nyeri lokal.
•
Ada kegiatan harian (ADL) yang terganggu?
iya, saat kegiatan yang menggerakkan wrist
•
Ada keluhan lainnya?
iya, pasien takut cacat permanen
Ø
Assymetrical
• Inspeksi
Statis
Memperhatikan daerah yang fraktur yaitu daerah
colles frakture à
inflamasi (5 tanda), oedema
• Inspeksi
Dinamis
1.
Cara menggerakkan tangan à
kaku, terbatas, nyeri
2.
Dinamika gerak à
kaku
• Palpasi
: terdapat fraktur dengan pergeseran minimal, peningkatan suhu lokal, oedema.
• Tes
orientasi:
Pasien sangat kaku dan ROM terbatas akibat nyeri
• PFGD:
- aktif : gerakan terbatas
- pasif : ROM tidak full, namun lebih luas dari
gerakan aktif. Pasien sangat nyeri.
- TIMT : tes diberikan sesuai dengan waktu ambang
nyeri.
• Interpretasi
: dikhawatirkan frakture menimbulkan muscle weakness
Ø
Restrictive
•
ROM à
terbatas
•
ADL
•
toileting, dressing à terganggu
Ø
Tissue impairment and predictive psikogen
•
Musculo skeletal : fraktur colles akut pada 1/3
distal radius, nyeri lokal.
•
Psikogen : pasien khawatir cacat permanen
Ø
Spesifik test
ROM
ROM
Gerakan
|
aktif
|
pasif
|
fleksi
|
5˚
|
5˚
|
ekstensi
|
2˚
|
3˚
|
supinasi
|
3˚
|
4˚
|
pronasi
|
2˚
|
4˚
|
ulnar
deviasi
|
6˚
|
6˚
|
radial
deviasi
|
2˚
|
3˚
|
• Radiologi
•
ADL
•
berpakaian : 2
•
toiletting : 2
Skala pengukuran :
0 : Ketergantungan penuh
1
: Perlu bantuan banyak
2
: Perlu bantuan sedang
3
: Perlu bantuan minimal/pengawasan
4 : Mandiri penuh
•
MMT
Pasien mendapatkan nilai 3. dapat melawan gravitasi, namun tidak dapat
melawan tahanan.
•
VAS
Hasil :
• Nyeri diam : 4,3
• Nyeri tekan : 6,5
• Nyeri gerak : 8,2
Interpretasi : pasien mengalami nyeri sekali
•
VRS
Hasil : 7,7
Interpretasi : pasien mengalami kecemasan
B. Diagnosis
Colles fracture 1/3 distal radius dengan
fragmen fractur minimal. Keterbatasan ROM membuat ADL (dressing &
toileting) terganggu.
C. Program
Ø
Problem
-
Primer : nyeri, psikis
-
Sekunder : keterbatasan ROM akibat nyeri
-
Kompleks : ADL terganggu
Ø
Tujuan program
Tujuan utama:
- mobilisasi wrist
- mengatasi psikogen
- menurunkan nyeri
- mempertahankan kekuatan otot – otot yang melintasi
sendi pergelangan tangan
Ø
Interfensi
ü
Fase akut
Program
|
modalitas
terpilih
|
dosis
|
control
pain & oedema
|
R.I.C.E.
|
(1-6
hari)
|
meredakan inflamasi
|
ice therapy / cryotherapy
|
F
: 1xsehari
|
I : 7˚-5˚C,
10-15mnt x 8 rep
|
||
T
: kompres
|
||
T
: 1-2 jam
|
||
imobilisasi
|
plaster of paris/gips
|
lama
pemasangan : 3-6 minggu
|
menjaga
elastisitas otot
|
Exercise
MCP & PIP
|
F : 3x1
|
I : 8x2 rep
|
||
T : relax passive movement
|
||
T : 1 menit
|
||
Peningkatan rasa percaya diri
|
komter
|
F: 1x1
|
I : pasien fokus
|
||
T : wawancara & motivasi
|
||
T : 5 - 10 mnt
|
Catatan:
§ Peringatan
Tidak boleh melakukan supinasi dan pronasi
Tidak boleh melakukan kisaran gerakan pada
pergelangan tangan
§ Kisaran
gerakan
Kisaran gerak aktif jari-jari pada articulationes
metacarpophalangeal
Oposisi penuh ibu jari
§ Kekuatan
relax
active and passive movement
§ Aktivitas
fungsional
Gunakan ekstremitas yang sehat untuk perawatan diri
dan aktivitas hidup sehari-hari
§ Penanggung
beban
Ekstremitas yang sakit tidak boleh menanggung beban
ü
Fase sub-akut
Program
|
modalitas
terpilih
|
Dosis
|
control
pain
|
interfenrensi
|
F: 1x1
|
I : 20-30 mÅ
|
||
T : segmental,
CEM
|
||
T : 10 mnt
|
||
memelihara
kekuatan otot
|
TENS
|
F: 1x1
|
I : 20-30 mÅ
|
||
T : origo-muscle belly, IEM
|
||
T : 10 mnt
|
||
exercise
wrist, MCP, PIP, elbow
|
F: 1x1
|
|
I : 8x10 rep
|
||
T : AROM. &
PROM
|
||
T : 6 mnt
|
||
meningkatkan
ROM
|
exercise
wrist
|
F: 1x1
|
I : 8x10 rep
|
||
T : AROM. &
PROM
|
||
T : 6 mnt
|
||
meningkatkan
ADL
|
exercise
|
F: 1x1
|
I : 8x3 rep
|
||
T : PNF
|
||
T : 3 mnt
|
ü
Fase penyembuhan total
program
|
modalitas
terpilih
|
dosis
|
memelihara kekuatan otot
|
TENS
|
F: 1x1
|
I : 20-30 mÅ
|
||
T : origo-muscle belly, IEM
|
||
T : 10 mnt
|
||
exercise wrist, MCP, PIP, elbow
|
F: 1x1
|
|
I : 8x10 rep
|
||
T : strengthening exercise
|
||
T : 6 mnt
|
||
meningkatkan
ADL
|
exercise
|
F: 1x1
|
I : 8x3 rep
|
||
T : PNF
|
||
T : 3 mnt
|
Note : Continue all ROM exercises
Latihan oposisi-reposisi, latihan menggenggam, fleksi-ekstensi, praying
hand, supinasi-pronasi, queen’s wave.
Ø
Evaluasi
problem
|
parameter
|
hasil
|
interpretasi
|
|
sebelum
|
sesudah
|
|||
nyeri
|
VAS
|
8
|
2
|
nyeri berkurang
|
keterbatasan
ROM
|
tes
ROM
|
s. 2˚. 0˚.5˚
|
s. 78˚.0˚.75˚
|
ROM
bertambah
|
f. 2˚. 0˚. 3˚
|
f. 87˚.0˚.85˚
|
|||
t. 2˚. 0˚. 6˚
|
t. 13˚.0˚.42˚
|
|||
psikogen
|
VRS
|
6,5a
|
2
|
keyakinan
sembuh bertambah
|
ADL
terganggu
|
indeks Kenny
|
berpakaian, toileting : 2
|
4
|
ADL dapat dilakukan dgn mandiri
|
Ø
Modifikasi
Program dapat dilakukan sesuai dengan perkembangan patologis, kondisi /
fase-fase fraktur.
Ø
Kemitraan
Dalam
kasus ini physio dapat bermitra dengan dokter spesialis bedah, orthopedi,
radiologi, ahli okupasional,
perawat, psikolog, ahli gizi, dan pekerja sosial medis lainnya.
Langganan:
Postingan (Atom)